
Rangkaian acara dimulai sejak pagi hari dengan persiapan ritual utama berupa larung sesaji ke tengah laut. Sebelum larungan diadakan selamatan atau doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama. Selanjutnya adalah proses larung, sesaji tersebut berupa kepala kambing yang telah dihias dan diletakkan dalam wadah khusus, disertai berbagai hasil bumi, kembang, dan sesajen lainnya. Ritual larung dipimpin oleh sesepuh desa dan tokoh spiritual, disaksikan oleh ratusan warga yang memadati bibir Pantai Ngelak.
Prosesi larung kepala kambing dilaksanakan dengan khidmat dan penuh nuansa sakral. Sesaji dibawa oleh perahu nelayan ke tengah laut dan dilarung sebagai simbol persembahan kepada Yang Maha Kuasa. Warga percaya bahwa tradisi ini merupakan bentuk penghormatan kepada alam, sekaligus permohonan keselamatan dan kelimpahan rejeki dari laut.
Selain ritual larung, suasana di sekitar pantai juga dimeriahkan dengan kegiatan hiburan rakyat, untuk siang ada campur sari, serta malam ada penampilan kesenian tradisional yaitu ketoprak. Acara ini tidak hanya menjadi sarana spiritual, tetapi juga ajang pelestarian budaya serta penggerak ekonomi warga sekitar.
Kepala Desa Jambu dalam sambutannya menyampaikan bahwa Sedekah Laut merupakan warisan leluhur yang harus terus dilestarikan, bukan sekadar tradisi, tetapi juga bentuk kearifan lokal yang menjaga keharmonisan antara manusia dan alam.
“Tradisi ini adalah ungkapan rasa syukur kita sekaligus wujud doa bersama untuk keselamatan para nelayan. Semoga laut kita tetap melimpah dan masyarakat Desa Jambu selalu diberi kemakmuran,” ujarnya.
Dengan terselenggaranya Sedekah Laut di Pantai Ngelak, masyarakat Desa Jambu kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan budaya dan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun. Suasana kebersamaan, rasa syukur, dan keharmonisan menjadi gambaran kuat dari semangat gotong royong masyarakat pesisir.